Kisah Hati #1 : Cinta Tidak Boleh Dipaksa
Maafkan saya selaku penulis blog ini sempat membuat blog ini terbengkalai. Saya merasa blog ini mengalami kemajuan yang pesat, jadi saya memutuskan untuk melanjutkan kelangsungan hidup blog ini. Dari semua post yang saya hapus, saya akan memulai lagi dari nol. Selamat membaca!
Selamat Malam Minggu! Setiap malam Minggu, saya akan mengusahakan untuk meng-update blog ini dengan tema-tema yang fokus terhadap CINTA. Ya, cinta. Dan kali ini, saya akan membagikan pengalaman saya tentang cinta, yang saya anggap merupakan kisah cinta monyet saya dengan pesan moral yang begitu menusuk, masih tetap kokoh berdiri dalam pikiran saya.
Kisah ini berawal di kelas 6 SD. Saya menyukai seorang perempuan yang bisa dikatakan, pintar, cerdas, cukup cantik, baik, religius. Saya mulai suka memperhatikan dia, menunggu dia datang dengan sepedanya ke sekolah, dan melihatnya setiap dia muncul. Ya begitulah cinta.
Namun, dia tidak menyukai saya. Dia mengungkapkan itu ketika saya menyatakan perasaan saya kepadanya. Saya semakin gencar untuk terus memperjuangkan perasaan ini. Sewaktu usianya bertambah satu tahun, saya menghadiahkannya kado berisi boneka Teddy Bear berwarna pink. Dia menerimanya dengan baik, saya pun bersyukur.
Sewaktu perpisahan ke Ciater, Subang, mata selalu tertuju kepadanya. Cinta dan bahagia mengalun hati menuju senyum, diiringi lagu-lagu romansa yang begitu terasa. Saya pun membayangkan pemandangan alam yang indah, dengan ia ada di depan mata.
Ciater, Subang
2 minggu setelah pulang dari perpisahan, tidak ada kata menyerah. Sayang, perasaan saya tetap ditolak. Apa yang lalu dia katakan? "Kita belum tentu satu SMP. Kita juga belum tahu ke depannya nanti gimana. Jadi, jangan terlalu berharap sama gue. Kalo terlalu berharap, nanti jatuhnya sakit." 2 kalimat terakhir begitu menancap erat dalam memori. Sejak dulu kecil, saya terkenal keras kepala dalam mengejar cinta. Biarpun ditolak, tidak ada kata mundur. Namun, sejak 2 kalimat terakhir itu terucap dan mulai bernaung dalam memori, saya mulai belajar, bahwa cinta itu tidak boleh dipaksa.
Cinta adalah sebuah perasaan. Ia bukanlah sebuah kebijakan politik, yang dapat kita paksa untuk laksanakan tidak peduli hasilnya bagaimana. Yang harus kita utamakan adalah perasaan orang yang kita cintai. Kita terus bahagia bersamanya, namun kita tidak pernah melihat dia bahagia, tertawa, dan nyaman untuk kita cintai. Jika kita mencintai seseorang, fokuskan perasaan dia, jangan fokus kepada perasaan cinta dan bahagia kita bersamanya.
Terlalu bodoh jika kita hanya ingin seseorang yang kita cintai menjadi miliki, namun orang tersebut tidak berperasaan apapun terhadap kita. Keterpaksaan hanya akan menghasilkan penderitaan. Contoh saja, jika kita terpaksa untuk tidur tengah malam, kita tentu akan menderita. Kita akan mengantuk, kelelahan esok paginya. Kecuali, jika kita memang sering tidur tengah malam.
Akhir kata, saya akan menutup artikel penuh kisah ini dengan sebuah quote.
"Memaksa orang lain untuk mencintai kita, sama dengan membuatnya menderita."Christian Lim - Writer of this Blog
Wow !!
ReplyDeleteLuarrr biasaaa, ternyataa eeh ternyataa
:D
haii selamat pagi numpang promo yahhh
ReplyDeleteE D E N POKER lagi bagi-bagi bonus newmember
10.000 Rp Nihh yukk buruaan jangan sampaii
ketinggalannn !!