Hanya Menatap Gambar-Gambar Pemandangan di Google...
Saya adalah orang yang imajinatif. Saya sering kali berimajinasi mengenai hal-hal yang kadang di luar logika, unik, dan global. Global maksud saya di sini adalah membayangkan mengenai dunia, indahnya dunia. Saya juga sering berimajinasi mengenai petualangan, mengenai liburan, dan hal-hal yang berhubungan dengan itu.
Kini, saya akan membahas mengenai bermimpi.
Saya adalah seorang siswa SMA di sebuah sekolah swasta di Tangerang. Saya menjalani rutinitas saya sebagai siswa SMA, yaitu ke sekolah, belajar, interaksi dengan teman, pulang, mengerjakan tugas sekolah, les, mengerjakan tugas sekolah lagi, dan seterusnya. Semua ini tak ubahnya siklus air yang memiliki siklus yang tidak pernah berubah.
Karena saya adalah orang yang imajinatif dan pemimpi, hal ini memicu saya untuk semakin berimajinasi, apakah saya bisa melihat dunia luar yang indah dan melepaskan diri dari semua ini hanya untuk sementara? Satu pertanyaan, dan hanya satu-satunya, dengan jawaban yang masih dalam pencarian.
Pada akhirnya, pertanyaan itu hanya dapat saya jawab lewat gambar-gambar di bawah ini :
Kini, saya akan membahas mengenai bermimpi.
Saya adalah seorang siswa SMA di sebuah sekolah swasta di Tangerang. Saya menjalani rutinitas saya sebagai siswa SMA, yaitu ke sekolah, belajar, interaksi dengan teman, pulang, mengerjakan tugas sekolah, les, mengerjakan tugas sekolah lagi, dan seterusnya. Semua ini tak ubahnya siklus air yang memiliki siklus yang tidak pernah berubah.
Karena saya adalah orang yang imajinatif dan pemimpi, hal ini memicu saya untuk semakin berimajinasi, apakah saya bisa melihat dunia luar yang indah dan melepaskan diri dari semua ini hanya untuk sementara? Satu pertanyaan, dan hanya satu-satunya, dengan jawaban yang masih dalam pencarian.
Pada akhirnya, pertanyaan itu hanya dapat saya jawab lewat gambar-gambar di bawah ini :
Ini adalah teman sejati yang menemani saya dalam bermimpi, mengenai indahnya dunia luar. Ini adalah apa yang saya selalu tatap di layar laptop saya ketika saya ingin menjelajahi dunia, namun apa yang bisa saya kata, waktu masih belum mengizinkan saya untuk melihat dunia.
Saya sering kali sharing dengan orang tua saya mengenai apa yang saya mimpikan, mengenai kehidupan saya yang saya rasa monoton, karena tak mampu melihat dunia. Ketika saya sharing soal tempat-tempat liburan dengan pemandangan indah, soal mimpi-mimpi saya untuk berlibur ke tempat-tempat yang saya impikan, ibu saya berkata : "Suatu saat, ketika kamu dewasa, asal kamu sudah bekerja keras, mandiri dan sukses, kamu pasti akan bosan ke tempat-tempat itu."
Apa maksud ibu saya? Pasti kalian mengerti, bahwa suatu saat nanti, kita akan sering sekali mengunjungi tempat-tempat tersebut sehingga bosan untuk datang kembali, yang terpenting adalah, kita harus meraih mimpi kita, menjadi orang yang sukses, mandiri, dan bisa memiliki kehidupan yang bahagia.
Dari apa yang saya alami, dari seluruh imajinasi dan mimpi saya, saya belajar, bahwa tidak selamanya mimpi adalah mimpi. Satu hal yang saya yakinkan, bahwa jika kita bisa bermimpi, kita pasti bisa mewujudkannya. Mimpi adalah benih yang kita tanam. Asal kita melakukan perawatan dengan rutin, tetap bersabar, benih itu akan tumbuh menjadi sebuah tanaman yang indah.
Mimpi itu abstrak, maka tugas kita adalah untuk mewujudkannya agar memiliki bentuk yang jelas. Tidak perlu sedih ketika kita hanya bisa bermimpi, tapi berbanggalah sebab kita telah memiliki cara untuk melihat dunia luar secara tidak langsung. Mimpi adalah langkah pertama menuju keberhasilan. Untuk menutup artikel ini, izinkan saya mengambil kutipan dari Harriet Tubman :
"Setiap mimpi besar diawali dari seorang pemimpi. Ingatlah selalu, bahwa kamu memiliki kekuatan dalam dirimu, kesabaran, dan semangat untuk meraih bintang dan mengubah dunia."
Harriet Tubman - Aktivis Hak Asasi Manusia dan pendukung kemanusiaan selama Perang Saudara Amerika Serikat
Comments
Post a Comment