5 Film Favorit Saya + Pesan Moralnya
Saya sudah berjanji kepada kalian untuk lebih menghadirkan kisah-kisah tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dan kebijaksanaan. Saya berpikir jika saya mengisahkan pengalaman saya, tentunya itu akan lebih membosankan karena berasal dari sumber yang sama. Maka, kali ini, dalam artikel ini, saya akan membahas mengenai kehidupan dan seisinya melalui 5 film favorit saya. Anggap saja ini adalah review film dengan nilai moral.
Langsung saja!
1. Locke
Film favorit saya di peringkat pertama adalah Locke, sebuah film one-man show karya Steven Knight. Apa yang membuat saya berani menempatkan film yang hanya diputar beberapa hari di bioskop Indonesia ini di peringkat pertama? Dari segi cerita, sederhana : Seorang insinyur sukses bernama Ivan Locke (Tom Hardy) menerima panggilan telepon yang mengubah malam ketika dia pulang bekerja menjadi serangkaian masalah pribadi, keluarga, dan karier yang berkepanjangan. Pada saat itu juga, ia harus menyelesaikan semua itu dalam perjalanan pulangnya yang panjang.
Locke adalah Tom Hardy. Setiap ekspresi dan dialog yang dimainkan dan diucapkan menjadi core film ini. Ia berkutat dengan masalah pribadi - perselingkuhan, rumah tangga, hubungan ayah dan anak, pekerjaan, dan karier. Meskipun sejak awal hingga akhir film ini hanya mengisahkan dialog di dalam mobil antara sang protagonis dengan keluarga, selingkuhan, dan rekan kerjanya, Locke tidak pernah jatuh ke dalam kata boring. Film ini disokong oleh Tom Hardy yang kualitas perannya bisa dibilang, one of the best today. Storytelling yang rapi & begitu mengalir membuat kita memahami bahwa masalah yang menimpa sang tokoh utama adalah masalah kita juga, yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tumbuh rasa penasaran dan tegang ketika sang tokoh utama harus berhadapan dan mencari jawaban atas masalahnya. Locke is a stunning human study case with the compelling Tom Hardy in the best performance of his carrer.
PESAN MORAL : Ketika melakukan kesalahan, yang diperlukan seorang laki-laki adalah kejantanan untuk mengakui kesalahan, dan kedewasaan untuk menyelesaikan masalah. Like Locke in the car? Nevermind.
2. Dunkirk
Masterpiece Om Nolan bercokol di peringkat kedua! Film yang berkisah mengenai evakuasi 30.000 tentara Inggris di pantai Dunkirk, Prancis, film ini mengangkat kisah perang ke level yang berbeda, membuatnya dianggap oleh banyak kritikus sebagai salah satu film perang terbaik sepanjang masa. Tidak heran, karena pengolahan atmosfer dan sinematografi dengan hasil yang realistisnya kelewat realistis, mencampurnya dengan teknik khasnya yaitu non-linear storytelling dan construction of time yang apik, ditambah scoring menegangkan a la Hans Zimmer, Dunkirk adalah bukti nyata bagaimana perang bukan hanya soal baku tembak, perang adalah soal sisi lain manusia yang rasional akan naluri bertahan hidup dan punya rasa takut dan depresi, dan itu dikemas dengan megah oleh Nolan. No more praise can be released for this one.
PESAN MORAL : Manusia boleh memiliki rasa takut dan ego di saat-saat genting. Yang terpenting, semua itu dipakai dengan baik untuk memecahkan masalah bersama.
3. Whiplash
Jika anda minimal pernah nonton film ini, maka anda akan tahu film apa ini. A battlefield of ego and elegant swear words with music and life dramas as its beautiful compliment. Film ini menceritakan Andrew Neiman yang direkrut oleh Terrence Fletcher, salah satu pelatih musik populer di Shaffer Conservatory, sebagai drummer ke dalam tim musiknya, namun Fletcher yang diduga ramah dan hangat, ternyata adalah sosok guru antagonis penuh emosi dan ego. Neiman pun berusaha membuktikan dirinya untuk terus lebih baik dari apa yang dipikirkan Fletcher.
Entah saya harus bilang apa, tetapi film ini adalah salah satu film drama terkasar, teredan, dan paling rusuh yang pernah saya tonton. Film drama ini seperti sedang berperang di zona perang penuh kata-kata kasar, umpatan, dan emosi meledak-ledak dari sang protagonis dan antagonis (Well, thanks to Miles Teller and J.K. Simmons). Try this movie if you wanna throw a shitload of swears to your pals.
PESAN MORAL : Ego dan tekad adalah alat untuk membuktikan bahwa kita mampu lebih besar dari kritik orang lain.
4. Your Name
Jangan bilang anda tidak tahu film ini sama sekali. Minimal, tahu judulnya.
Mau tahu film tentang 2 remaja yang bertukar tubuh, dan berkomunikasi melalui berbagai media dengan elemen time travel yang dikemas berbeda? Your Name adalah pilihan yang tepat. Hangat, menyentuh, dan bukan tipikal romance pada umumnya, film ini menggabungkan genre fantasi, supranatural, time travel, body swap, dan tentunya romance yang hebatnya, penggabungan tersebut terasa solid dan hasilnya pun, secara pengisahan dan visual, hampir tidak dapat dikritik sedikit pun. Your Name unique approach of style, story, and visual produces a near-perfect romance anime, visually and emotionally.
PESAN MORAL : KALO JODOH, BIAR PUN KEPISAH, PASTI KETEMU LAGI.
5. The Secret Life of Walter Mitty
Apa jadinya jika Ben Stiller yang terkenal komikal membawakan kisah drama tentang pencarian jati diri dan keberanian untuk keluar dari comfort zone? A warm and heart-encouraging movie of taking risks and going to the outside. Ben Stiller memerankan Walter Mitty - seorang manager aset negatif di majalah Life. Ketika sebuah foto untuk cover majalah terakhir Life yang dikirimkan orang dekat Walter menghilang, ia harus melakukan petualangan jauh dan penuh tantangan yang pada akhirnya mengubah hidupnya yang penuh kejenuhan. Kisahnya sendiri penuh kehangatan, bahkan bisa dibilang sederhana. Meski story-nya dapat digali lebih dalam lagi, namun itu tidak menurunkan cara Stiller menyampaikan pesan moral dan kisah yang sederhana nan apik itu. Tidak lupa, sinematografi pemandangannya adalah main course film ini.
PESAN MORAL : Mendobrak kenyamanan pribadi adalah cara mencari tahu kehidupan sejati.
Jadi, itu saja dari saya! Mohon maaf kalau mungkin ada yang tidak setuju, baik dengan filmnya, maupun pesan moralnya. Ke depannya, saya akan tambahkan terus artikel-artikel yang berkualitas kembali.
Cheers!
Langsung saja!
1. Locke
Film favorit saya di peringkat pertama adalah Locke, sebuah film one-man show karya Steven Knight. Apa yang membuat saya berani menempatkan film yang hanya diputar beberapa hari di bioskop Indonesia ini di peringkat pertama? Dari segi cerita, sederhana : Seorang insinyur sukses bernama Ivan Locke (Tom Hardy) menerima panggilan telepon yang mengubah malam ketika dia pulang bekerja menjadi serangkaian masalah pribadi, keluarga, dan karier yang berkepanjangan. Pada saat itu juga, ia harus menyelesaikan semua itu dalam perjalanan pulangnya yang panjang.
Locke adalah Tom Hardy. Setiap ekspresi dan dialog yang dimainkan dan diucapkan menjadi core film ini. Ia berkutat dengan masalah pribadi - perselingkuhan, rumah tangga, hubungan ayah dan anak, pekerjaan, dan karier. Meskipun sejak awal hingga akhir film ini hanya mengisahkan dialog di dalam mobil antara sang protagonis dengan keluarga, selingkuhan, dan rekan kerjanya, Locke tidak pernah jatuh ke dalam kata boring. Film ini disokong oleh Tom Hardy yang kualitas perannya bisa dibilang, one of the best today. Storytelling yang rapi & begitu mengalir membuat kita memahami bahwa masalah yang menimpa sang tokoh utama adalah masalah kita juga, yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tumbuh rasa penasaran dan tegang ketika sang tokoh utama harus berhadapan dan mencari jawaban atas masalahnya. Locke is a stunning human study case with the compelling Tom Hardy in the best performance of his carrer.
PESAN MORAL : Ketika melakukan kesalahan, yang diperlukan seorang laki-laki adalah kejantanan untuk mengakui kesalahan, dan kedewasaan untuk menyelesaikan masalah. Like Locke in the car? Nevermind.
2. Dunkirk
Masterpiece Om Nolan bercokol di peringkat kedua! Film yang berkisah mengenai evakuasi 30.000 tentara Inggris di pantai Dunkirk, Prancis, film ini mengangkat kisah perang ke level yang berbeda, membuatnya dianggap oleh banyak kritikus sebagai salah satu film perang terbaik sepanjang masa. Tidak heran, karena pengolahan atmosfer dan sinematografi dengan hasil yang realistisnya kelewat realistis, mencampurnya dengan teknik khasnya yaitu non-linear storytelling dan construction of time yang apik, ditambah scoring menegangkan a la Hans Zimmer, Dunkirk adalah bukti nyata bagaimana perang bukan hanya soal baku tembak, perang adalah soal sisi lain manusia yang rasional akan naluri bertahan hidup dan punya rasa takut dan depresi, dan itu dikemas dengan megah oleh Nolan. No more praise can be released for this one.
PESAN MORAL : Manusia boleh memiliki rasa takut dan ego di saat-saat genting. Yang terpenting, semua itu dipakai dengan baik untuk memecahkan masalah bersama.
3. Whiplash
Jika anda minimal pernah nonton film ini, maka anda akan tahu film apa ini. A battlefield of ego and elegant swear words with music and life dramas as its beautiful compliment. Film ini menceritakan Andrew Neiman yang direkrut oleh Terrence Fletcher, salah satu pelatih musik populer di Shaffer Conservatory, sebagai drummer ke dalam tim musiknya, namun Fletcher yang diduga ramah dan hangat, ternyata adalah sosok guru antagonis penuh emosi dan ego. Neiman pun berusaha membuktikan dirinya untuk terus lebih baik dari apa yang dipikirkan Fletcher.
Entah saya harus bilang apa, tetapi film ini adalah salah satu film drama terkasar, teredan, dan paling rusuh yang pernah saya tonton. Film drama ini seperti sedang berperang di zona perang penuh kata-kata kasar, umpatan, dan emosi meledak-ledak dari sang protagonis dan antagonis (Well, thanks to Miles Teller and J.K. Simmons). Try this movie if you wanna throw a shitload of swears to your pals.
PESAN MORAL : Ego dan tekad adalah alat untuk membuktikan bahwa kita mampu lebih besar dari kritik orang lain.
4. Your Name
Jangan bilang anda tidak tahu film ini sama sekali. Minimal, tahu judulnya.
Mau tahu film tentang 2 remaja yang bertukar tubuh, dan berkomunikasi melalui berbagai media dengan elemen time travel yang dikemas berbeda? Your Name adalah pilihan yang tepat. Hangat, menyentuh, dan bukan tipikal romance pada umumnya, film ini menggabungkan genre fantasi, supranatural, time travel, body swap, dan tentunya romance yang hebatnya, penggabungan tersebut terasa solid dan hasilnya pun, secara pengisahan dan visual, hampir tidak dapat dikritik sedikit pun. Your Name unique approach of style, story, and visual produces a near-perfect romance anime, visually and emotionally.
PESAN MORAL : KALO JODOH, BIAR PUN KEPISAH, PASTI KETEMU LAGI.
5. The Secret Life of Walter Mitty
Apa jadinya jika Ben Stiller yang terkenal komikal membawakan kisah drama tentang pencarian jati diri dan keberanian untuk keluar dari comfort zone? A warm and heart-encouraging movie of taking risks and going to the outside. Ben Stiller memerankan Walter Mitty - seorang manager aset negatif di majalah Life. Ketika sebuah foto untuk cover majalah terakhir Life yang dikirimkan orang dekat Walter menghilang, ia harus melakukan petualangan jauh dan penuh tantangan yang pada akhirnya mengubah hidupnya yang penuh kejenuhan. Kisahnya sendiri penuh kehangatan, bahkan bisa dibilang sederhana. Meski story-nya dapat digali lebih dalam lagi, namun itu tidak menurunkan cara Stiller menyampaikan pesan moral dan kisah yang sederhana nan apik itu. Tidak lupa, sinematografi pemandangannya adalah main course film ini.
PESAN MORAL : Mendobrak kenyamanan pribadi adalah cara mencari tahu kehidupan sejati.
Jadi, itu saja dari saya! Mohon maaf kalau mungkin ada yang tidak setuju, baik dengan filmnya, maupun pesan moralnya. Ke depannya, saya akan tambahkan terus artikel-artikel yang berkualitas kembali.
Cheers!
Comments
Post a Comment