Saya Hampir Menyerah Jadi Orang Baik Selama UTS

Saya baru ingat punya satu kisah lagi untuk diceritakan.

Dua minggu sebelum USBN yang kotor ini dimulai, saya berkutat dengan UTS yang sedikit lebih mudah diatasi. Ksi-kisi disebar oleh Bapak dan Ibu guru beberapa hari sebelum UTS untuk memberikan gambaran mengenai soal-soal apa yang akan dirilis saat UTS dan materi apa yang harus dipelajari.

Selama UTS, saya mengerjakan kisi-kisi dengan santai, dan seperti biasa, high demand. Permintaan kisi-kisi datang membanjiri. Entah dari kelas IPA maupun IPS. Dan seperti biasa, saya membagikan kisi-kisi kepada mereka sesuai permintaan tanpa pemikiran apapun. Pemikiran saya hanya satu : MEREKA BISA BELAJAR, DAN MEREKA BISA DAPAT NILAI TERBAIK.

Hari kelima ujian, saya dikejutkan dengan kabar penemuan kertas jawaban kisi-kisi MaPel Agama yang tiduran santai di tong sampah toilet laki-laki. Kabar itu didapat dari salah satu teman saya (Sebut saja D) yang membantu saya mengerjakan kisi-kisi. Namun, kisi-kisi untuk materi dari kelas XII itu tercantum namanya, sehingga diduga ia yang menyebarkan kisi-kisi. Sebenarnya, kisi-kisi itu dibagi oleh saya sendiri, materi dari kelas X (Dikerjakan teman saya dari IPA), kelas XI (Dikerjakan oleh saya sendiri) dan kelas XII (Dikerjakan oleh D). Semua itu saya terima dari mereka dan saya berniat membantu mereka yang ingin belajar demi UTS.

Tapi yang saya dapatkan malah itu.

Kalau anda pernah mendengar kisah Alfred Nobel, maka anda tahu persis bahwa kisah saya tak beda jauh dengannya. Nobel adalah seorang penemu yang menemukan dinamit dengan maksud dan tujuan yang baik : membantu para penambang permata di Amerika menggali tambang dan terowongan. Setelah penemuannya terkenal, ia malah menyesal lantaran dinamit disalahgunakan sebagai persenjataan dalam perang. Untuk membunuh, mencabut nyawa manusia.

Dan saya adalah dia - Orang yang berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang baik tapi karyanya disalahgunakan. Kisi-kisi yang saya kerjakan malah menjadi contekan yang disembunyikan di toilet - ya kira-kira nggak beda jauh dengan ampas yang disiram sampai bersih.

Saya adalah orang yang mencoba baik dan DICAMPAKKAN. Saya adalah orang yang hampir menyerah menjadi baik dan murah hati karena mayoritas orang-orang di sekitar saya adalah SETAN. Bahkan setan saja lebih ramah dan baik sama saya. Seumur hidup, saya tidak pernah diganggu olehnya. Bayangkan - ketika manusia menjadi setan, setan bingung dan akhirnya memilih jadi lebih manusiawi. Hebat ga tuh??

Sekarang begini. Logikanya adalah setiap orang yang berusaha menghasilkan karya yang baik, tidak akan pernah berpikir bagaimana karyanya akan disalahgunakan. Seorang penemu Internet dan WWW tidak akan pernah berpikir penemuannya digunakan untuk nonton bokep. Penemu media sosial tidak pernah berpikir bahwa karya buatannya akan digunakan untuk saling sindir, hina, dan menyebarkan SARA dan hoax.

Masalahnya kini ada pada manusia, bukan pada alat dan karyanya.

Jadi, tolong sadar diri ya?

Saya ingat satu kalimat - Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti.

Dan untungnya saya tidak begitu.

Sekian.

Comments

Popular Posts