Apakah Aku Punya Teman? (2)

Edisi kedua dari Apakah Aku Punya Teman kali ini, masih membahas bagaimana situasi yang saya rasakan ketika saya masih mencari-cari sebuah jawaban dari sebuah pertanyaan sederhana - Apakah aku punya teman?

Dan, mari, kita mencari jawaban dari pertanyaan ini bersama.

2016. Semester 2 kelas X. Untuk hampir 2 bulan pertama di tahun ini, saya rasa saya membuka semester 2 dengan cukup menyenangkan, memulai segala sesuatu dengan nilai yang memuaskan, meski ada beberapa yang jauh dari harapan.

Saya mulai mencoba mengobservasi siapapun yang berinteraksi dengan saya, langsung, maupun tidak langsung. Saya mulai memahami siapapun yang berada di dekat saya. Saya mencoba mendalami apa tujuan mereka dalam berkomunikasi dengan saya. Dan mungkin, jawabannya perlahan mulai saya temukan dalam waktu 1 bulan lebih tersebut.

Yang cukup banyak saya temukan adalah jenis teman yang HANYA datang kepada saya ketika sedang ingin menanyakan pelajaran, mencari jawaban yang sulit ditemukan, dan meminta bantuan ketika mereka ingin membutuhkan info yang penting bagi mereka.

Tapi, ini semua masih hipotesis. Saya harap saya dapat melawan pergulatan batin saya sendiri.

Saya mencari mereka yang memiliki antusiasme tinggi dalam diskusi bersama saya, bersahaja, dan memang senang untuk mengobrol dengan saya, terutama yang humoris, bukan orang-orang yang termasuk daftar di atas yang hanya mencari keuntungan lewat orang lain.

Saya ini manusia, bukan ensiklopedia, kamus, Wikipedia, apalagi Google. Seharusnya, orang-orang di atas mencari jawaban yang mereka butuhkan di Google bukan di saya. Saya juga nggak tahu apakah mereka menanyakan jawaban ke saya karena kuota habis untuk cari informasi di Google. Kan, masih banyak sumber referensi dan informasi lainnya yang bisa anda temukan di ensiklopedia, kamus setebal batu bata, buku-buku ilmu pengetahuan, dan Internet.

Sumber : inspower.co
Dan apa yang saya amati di kelas adalah komunitas mereka. Hampir semua anak di kelas memiliki kelompoknya sendiri. Mereka yang satu geng atau satu kelompok, hampir selalu bersama ketika ingin pergi ke toilet, perpustakaan, kantin, dan sebagainya. Mereka terlihat menjadi kelompok yang erat dalam berkomunikasi. Objek komunikasi mereka yang satu geng adalah teman-teman mereka sendiri, meskipun tidak terlepas kemungkinan mereka berkomunikasi dengan orang-orang di luar kelompok mereka.(Meskipun porsi komunikasi mereka berkomunikasi dengan teman sekelompok lebih besar dibanding dengan orang-orang yang di luar kelompok).

Saya adalah orang yang dinamis. Saya adalah introvert dan extrovert. Saya adalah individualis, namun saya adalah orang yang mau bersosialisasi. Saya akan menjadi individualis ketika saya ingin bersantai, beristirahat, menikmati kehidupan, dan berpikir, namun saya akan menjadi terbuka dan mudah bergaul ketika saya masuk dalam kelompok, memimpin kelompok belajar, berdiskusi, dan sebagainya.

Saya selalu mau berkomunikasi dengan orang lain. Saya ingin membangun relasi. Namun, sebelum itu saya lakukan, saya harus melihat, siapa yang ingin berteman dengan saya secara sungguh-sungguh dan siapa yang ingin 'memanen' dari saya.

Dan, saya akan mengambil kesimpulan dan membuat ringkasan saya tentang pergulatan batin saya terhadap masalah ini, pada edisi ketiga dari Apakah Aku Punya Teman?

"Kamu memiliki tiga tipe teman dalam kehidupan : Teman karena alasan, teman musiman, dan teman sepanjang kehidupan."
Ziad K. Abdelnour - Bankir investasi dan pemodal Amerika Serikat

Comments

Popular Posts