Life is Like Lego House...
I'm gonna pick up the pieces
And build a Lego house
If things go wrong,
we can knock it down
4 baris lirik di atas adalah lirik dari lagu favorit saya, Lego House ciptaan Ed Sheeran. Makna lagu ini sangat dalam meski kata-katanya sederhana. Memang, saya sangat menyukai karya-karya Ed Sheeran, sampai saya menemukan karyanya yang satu ini. Saya merasa bahwa ini adalah karya terbaiknya selain Thinking Out Loud, Photograph, Don't. Sederhana, indah, dibawakan dengan vokal yang pleasant-listening dan melodi yang mengalir dengan calm.
Dan kali ini, marilah kita memaknai kehidupan lewat lirik lagu di atas...
Lagu ini memang lagu cinta, tapi saya bisa memaknai kehidupan dari lirik pembuka yang telah saya hadirkan di awal. Maka, marilah kita terjemahkan lirik tersebut secara umum.
Saya akan mengambil balok-balok itu
Dan membangun sebuah rumah Lego
Jika ada yang salah,
Kita dapat merobohkannya
Apa yang bisa kita maknai? Marilah kita terjemahkan secara filosofis.
Dalam kehidupan, kita akan berusaha untuk menyusun dan membangun suatu rencana, pekerjaan, atau perjalanan. Kita akan terus membangun, hingga akhirnya kita menemukan sesuatu yang mistaken. Kesalahan-kesalahan itu tentu saja akan membuat kita merasa bahwa rencana tersebut tidak dapat direncanakan sesuai dengan keinginan, dan akhirnya, kita dapat merobohkannya.
Oke, saya akan berikan penjelasan yang lebih santai...
Ada kalanya ketika dalam kehidupan, rencana, pekerjaan, atau keinginan dan harapan yang kita bangun, terdapat suatu kesalahan. Kita dapat dengan bebas merobohkannya, lalu membangun ulang kembali. Memang ini omongan yang gampang diucapkan, tapi kehidupan tidak segampang menghirup kuah mie instan.
Kehidupan dapat kita susun sedemikian rupa yang kita inginkan. Ia adalah balok-balok Lego, yang nantinya dapat kita bangun menjadi sebuah hasil yang kita inginkan - sebuah rumah Lego.
Tapi, dalam proses penyusunan itu, kita seringkali menemukan kesalahan, kegagalan. Kegagalan inilah yang mendewasakan kita. Prinsip saya adalah : Kegagalan adalah guru dari segala kesuksesan. No success without experiencing failures.
Dari apa yang kita bangun, akan menghasilkan sesuatu yang tentu berbeda dengan milik orang lain. Each life results totally different story.
Izinkan saya menutup artikel saya dengan sebuah quote, yang saya harapkan semoga membangun.
And build a Lego house
If things go wrong,
we can knock it down
4 baris lirik di atas adalah lirik dari lagu favorit saya, Lego House ciptaan Ed Sheeran. Makna lagu ini sangat dalam meski kata-katanya sederhana. Memang, saya sangat menyukai karya-karya Ed Sheeran, sampai saya menemukan karyanya yang satu ini. Saya merasa bahwa ini adalah karya terbaiknya selain Thinking Out Loud, Photograph, Don't. Sederhana, indah, dibawakan dengan vokal yang pleasant-listening dan melodi yang mengalir dengan calm.
Dan kali ini, marilah kita memaknai kehidupan lewat lirik lagu di atas...
Lagu ini memang lagu cinta, tapi saya bisa memaknai kehidupan dari lirik pembuka yang telah saya hadirkan di awal. Maka, marilah kita terjemahkan lirik tersebut secara umum.
Saya akan mengambil balok-balok itu
Dan membangun sebuah rumah Lego
Jika ada yang salah,
Kita dapat merobohkannya
Apa yang bisa kita maknai? Marilah kita terjemahkan secara filosofis.
Dalam kehidupan, kita akan berusaha untuk menyusun dan membangun suatu rencana, pekerjaan, atau perjalanan. Kita akan terus membangun, hingga akhirnya kita menemukan sesuatu yang mistaken. Kesalahan-kesalahan itu tentu saja akan membuat kita merasa bahwa rencana tersebut tidak dapat direncanakan sesuai dengan keinginan, dan akhirnya, kita dapat merobohkannya.
Ada kalanya ketika dalam kehidupan, rencana, pekerjaan, atau keinginan dan harapan yang kita bangun, terdapat suatu kesalahan. Kita dapat dengan bebas merobohkannya, lalu membangun ulang kembali. Memang ini omongan yang gampang diucapkan, tapi kehidupan tidak segampang menghirup kuah mie instan.
Kehidupan dapat kita susun sedemikian rupa yang kita inginkan. Ia adalah balok-balok Lego, yang nantinya dapat kita bangun menjadi sebuah hasil yang kita inginkan - sebuah rumah Lego.
Tapi, dalam proses penyusunan itu, kita seringkali menemukan kesalahan, kegagalan. Kegagalan inilah yang mendewasakan kita. Prinsip saya adalah : Kegagalan adalah guru dari segala kesuksesan. No success without experiencing failures.
Dari apa yang kita bangun, akan menghasilkan sesuatu yang tentu berbeda dengan milik orang lain. Each life results totally different story.
Izinkan saya menutup artikel saya dengan sebuah quote, yang saya harapkan semoga membangun.
"Hidup adalah tentang melukis gambar, bukan menulis rangkuman."
Oliver Wendell Holmes - Pujangga, dosen, profesor
Comments
Post a Comment