Hanya Ada 3 Hal yang Mampu Mengerti Diri Saya

Dunia adalah suatu realita yang begitu luas dan megah, diisi lalu lintas manusia yang begitu reaktif dan sesekali distraktif - pameran momen di dunia maya, lingkaran politik dengan perputaran yang menggelitik, jajaran kontroversi yang rapat tanpa spasi. Kita hidup di antara semuanya, terhubung dengan berbagai jenis manusia yang ada di dalamnya. Di dunia seperti ini seringkali kita mencoba memahami dan mengerti diri sendiri melalui banyak cara, seperti mendengarkan pujian dan kritik orang, merenungkan aksi yang kita lakukan, dan bahkan mencari pengakuan manusia lain. Berangkat dari situ, kita akan menemukan orang-orang dan hal-hal yang kita rasa mampu memahami diri kita dan mengetahui kita luar dalam.

Begitu pula saya, mencoba mencari definisi dan karakteristik diri saya melalui berbagai hal. Namun, setelah mengarungi kehidupan selama delapan belas tahun hingga saya menulis artikel ini, saya merasa, hanya ada 3 hal yang mampu mengerti diri saya melebihi saya sendiri dan bahkan orang-orang terdekat saya.

1. Tuhan
Untuk yang satu ini, sebenarnya tidak bisa saya sebut sebagai “hal”. Tuhan adalah entitas - suatu sosok yang keberadaanNya masih sering diperdebatkan. Namun, saya merasa sosok ini adalah sosok yang paling memahami diri saya. Sejak masih dalam kandungan hingga bertumbuh dewasa, Ia adalah sosok yang tahu siapa saya, keinginan saya, dan jalan kehidupan saya. Ia bekerja melalui dunia dan seisinya sehingga mata dan kepala saya terbuka atas apa yang terjadi, dan itu memengaruhi diri saya seutuhnya. Saya tidak mungkin mampu bagaimana Ia bisa memahami saya dan menentukan arah hidup saya. Tapi, ada satu hal yang saya yakini : Ia punya gameplan bagi saya.

2. Gunung
Hal yang satu ini adalah alasan saya untuk melakukan perjalanan. Ia adalah guru sejati di dunia yang mengajarkan tentang megahnya berproses. Ia selalu tahu saya butuh pembelajaran - melalui kabut yang lembut, gerimis yang romantis, hutan yang meneduhkan ingatan, dan sunyi yang abadi. Gunung dan alam sekitarnya seperti bicara pada saya bahwa dunia selalu berisik, tetapi dirinya selalu hening. Ia adalah pembicara yang jujur dan selalu menasihati saya soal kesunyian dan bagaimana untuk menyatu dengan inti jiwa sendiri. Ia memahami saya karena ia adalah wakil semesta yang menunjukkan bahwa keseimbangan hidup tidaklah pernah fana.

3. Kopi
Segelas kopi adalah puisi dengan bentuk cair dan kandungan kafein. Ia adalah teman sepanjang hujan dan kawan dalam kesunyian. Ia adalah perangsang otak paling paripurna yang mampu memicu jutaan diksi mengguyur permukaan logika. Tidak sekadar hanya menempel, tetapi juga melebur dalam pemahaman. Kopi terbaik adalah ia yang paham dan sesuai dengan kepribadian peminumnya. Ia paham bagaimana harus memperbaiki atmosfer rasa sang penikmat. Seperti saya yang mencintai manual brew dan Flat White, dua jenis kopi ini melekat kuat dengan kepribadian saya, sebab mereka ringan, sederhana, lembut, namun tetap kuat dan teguh.

Itu adalah 3 hal yang mampu memahami diri saya melebihi diri saya sendiri. Saya yakin kalian juga memiliki seseorang atau suatu entitas yang mampu memahami diri kalian. Jika tidak, setidaknya kita mampu untuk mengetahui diri sendiri luar dan dalam.

Comments

Popular Posts